MajalahDunia – Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki tidak dapat merayakan Idul Adha seperti sebelumnya karena kesulitan ekonomi, serangan besar-besaran di Jalur Gaza, dan tindakan ilegal di Tepi Barat.
Menjelang Idul Adha, Israel menangguhkan izin kerja bagi 80.000 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.Sebelum konflik, lebih dari 170.000.warga Palestina bekerja di Israel, memberikan sumber pendapatan penting bagi perekonomian Palestina
menjelang Idul Adha, para pedagang Palestina di pasar ternak menyatakan permintaan yang sangat rendah sementara warga menyatakan kesedihanya
Kami tidak memiliki kebahagian lagi,setiap rumah selalu ada duka,setiap hari puluhan orang terbunuh situasi kami lebih buruk dibandingkan Nakba tahun 1948,” Nadir Abu Arab, dilansir Al Jazeera.
Osama Abbud, pemilik toko pakaian di Ramallah, mengatakan penjualan turun lebih dari 70% dibandingkan tahun lalu dan meskipun ada diskon, permintaan masih sangat rendah.
Ini Idul Fitri kedua di bawah bayang-bayang perang. Kami tidak lagi bahagia, sangat-sangat sedikit orang yang pergi berbelanja saat Idul Fitri untuk membeli pakaian baru karena perang, kehancuran, kesedihan, dan situasi ekonomi yang sangat buruk,” katanya.
Sementara itu, juru bicara UNICEF James Elder menggambarkan betapa sulitnya tidak hanya menyalurkan bantuan ke Gaza tetapi juga mendistribusikannya ke seluruh wilayah yang terkepung.
Lebih banyak pekerja bantuan yang tewas dalam perang ini dibandingkan perang mana pun sejak luncurnya PBB,” katanya kepada Al Jazeera.
Elder menambahkan bahwa pada hari Rabu, misi UNICEF adalah mengirimkan truk berisi pasokan nutrisi dan medis kepada 10.000 anak.Tugas mereka adalah mengangkut bantuan, yang sebelumnya disetujui oleh otoritas Israel, dari Deir el-Balah ke Kota Gaza, yang berjarak 40 kilometer perjalanan pulang pergi.
Baca Juga :JADWAL BOLA TERUPDATE TANGGAL 16 – 17 JUNI 2024