MajalahDunia – Seorang pilot helikopter Selandia Baru tewas di provinsi Papua, Indonesia, kata polisi.
Glen Malcolm Conning, 50, dibunuh oleh kelompok pro-kemerdekaan bernama Organisasi untuk Papua Merdeka (OPM), menurut polisi.
Juru bicara OPM Sebby Sambom mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak dapat memverifikasi klaim pihak berwenang Indonesia.
Insiden ini terjadi hampir satu setengah tahun setelah penculikan pilot Selandia Baru lainnya, Phillip Mehrtens, yang masih ditahan.
Pihak berwenang mengatakan kelompok yang bertanggung jawab terhadap kematian Tn. Conning adalah kelompok yang sama yang menahan Tn. Mehrtens.
Tn. Conning tewas ketika pemberontak menangkap orang-orang di dalam helikopter, termasuk empat penumpang, setelah mereka mendarat di daerah terpencil di provinsi Papua Tengah, kata polisi dalam sebuah pernyataan. Para penumpang dinyatakan selamat.
Juru Bicara Operasi Khusus Polda Papua, Bayu Suseno mengatakan, jenazah pilot dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersama pesawat di distrik Alama yang hanya bisa diakses dengan helikopter.
Tuan Conning sedang membawa penumpang untuk sebuah perusahaan swasta.
Juru bicara OPM, Bapak Sambom,mengatakan kepada BBC bahwa meskipun ia tidak dapat memverifikasi klaim ini, “jika benar maka pilotnya adalah mata-mata karena kami telah menyatakan daerah tersebut adalah wilayah zona perang”.
Pilot lainnya, Phillip Mehrtens, masih ditahan karena diculik oleh pemberontak Papua 18 bulan lalu.
Pada bulan Februari 2023, pejuang separatis dari wilayah Papua di Indonesia menyandera pilot Selandia Baru lainnya. Phillip Mehrtens berumur 37 tahun, yang ditangkap ditangkap tak lama setelah mendaratkan pesawat di pegunungan terpencil Nduga untuk menurunkan penumpang.
Tn. Mehrtens sejak itu ditawan oleh pejuang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sayap bersenjata OPM – yang juga menyerang sejumlah tentara Indonesia yang diyakini dikirim untuk menyelamatkannya,sehingga membunuh setidaknya satu orang.
Permusuhan ini terjadi dalam konteks konflik berkepanjangan, yang seringkali disertai dengan kekerasan brutal, antara pemerintah Indonesia dan masyarakat adat Papua Barat.
Pemberontak Papua telah mencari kemerdekaan dari Indonesia selama puluhan tahun, dan sebelumnya telah mengeluarkan ancaman dan menyerang pesawat yang mereka yakini membawa personel dan pasokan untuk Jakarta, ibu kota negara tersebut.
Wilayah ini terbagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat, dan berbeda dari Papua Nugini yang merdeka.